SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
PADA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2010
MINGGU, 2 MEI 2010
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Alhamdulillah, di pagi hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam upacara
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tahun 2010.
Tahun dimana awal
kita memasuki dan menjalankan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional
2010-2014, yang bertumpu pada terselenggarannya layanan prima pendidikan
nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif, melalui lima misi
meliputi: ketersediaan; keterjangkauan; kualitas atau mutu dan relevansi;
kesetaraan; dan kepastian, dalam memperoleh layanan pendidikan.
HADIRIN PESERTA UPACARA YANG TERHORMAT,
Tanggal 2 Mei merupakan hari yang mempunyai makna bagi seluruh
pemangku kepentingan pendidikan, utamanya para pendidik dan tenaga
kependidikan, serta peserta didik dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi baik jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
HARDIKNAS diperingati antara lain untuk mengenang jasa Bapak Pendidikan
Indonesia Ki Hadjar Dewantara dan seluruh pejuang pendidikan yang patut kita
kenang dan hargai.
Ada tiga makna penting tiap kali kita memperingati hari-hari besar Nasional,
seperti halnya HARDIKNAS hari ini.
Makna pertama, berkait dengan momentum untuk merenungkan dan
merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang yang telah dilalui. Ini
berkait dengan cita-cita awal lahirnya HARDIKNAS, sebuah cita-cita yang saat itu
dicirikan dengan semangat kepahlawanan, semangat kesediaan diri untuk
memberikan lebih dari kewajibannya, dan untuk menerima kurang dari hak-haknya,
disertai dengan keyakinan bahwa pemberian yang lebih dan penerimaan yang
kurang itu dijadikan sebagai investasi kemasyarakatan, yang insya Allah pada
saatnya akan diperoleh kemanfaatan lebih. Semangat itu dalam konteks kekinian
saat ini, kiranya masih relevan untuk selalu dikumandangkan, terutama dalam
kondisi bangsa seperti saat ini.
Makna kedua, upaya didalam mengintropeksi diri dari apa yang sedang kita
lakukan didalam menjalankan berbagai program pendidikan saat ini untuk menatap
masa depan yang lebih baik, dalam menjamin pelayanan pendidikan secara non-
discriminative kepada semua anak usia sekolah Indonesia di manapun mereka
tinggal, sehingga sebuah cita-cita luhur saat digagasnya peringatan HARDIKNAS,
bisa terus terjaga.
Makna ketiga, bagaimana kita memprespektifkan apa yang telah dan sedang
dilakukan untuk masa depan yang lebih baik, sebagaimana dicantumkan dalam
konstitusi kita serta diamanatkan pula dalam sistem perundangan, dalam upaya
mencerdaskan bangsa secara utuh.
Pada titik ini, maka HARDIKNAS bukan hanya diperingati untuk kegiatan
seremonial belaka, tapi justru untuk lebih memompa semangat. Peringatan
HARDIKNAS harus terus menerus dikumandangkan dan dilakukan rekontekstualitas
sesuai dengan masanya, karena itulah tidak berlebihan jika momentum HARDIKNAS
kali ini juga harus bisa memberikan makna lebih, tidak hanya sebatas pada
memperingatinya secara seremonial.
HADIRIN YANG BERBAHAGIA,
Saya ingin mengajak agar peringatan HARDIKNAS kali ini, dapat
membangkitkan rasa optimisme, percaya diri dan tentu sambil terus berusaha,
karena melalui modal optimisme, percaya diri dan berusaha itulah, sesungguhnya
cikal bakal bangsa ini dibangun. Itulah pilihan tema HARDIKNAS tahun ini diambil:
“Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa.”
Pemilihan tema ini menjadi tepat dengan perkembangan dan perubahan
aspirasi masyarakat yang sangat dinamis. Tentu bukan hanya itu, tema ini juga
merupakan bagian dari apa yang jauh hari telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan
Nasional Ki Hadjar Dewantara, yang hari kelahirannya kita peringati sebagai
HARDIKNAS.
Pendidikan, kata Ki Hadjar Dewantara, merupakan daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat
memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.
HADIRIN PESERTA UPACARA YANG TERHORMAT,
Kesempurnaan hidup anak-anak kita menjadi kata kuncinya, menjadikan
anak-anak kita untuk jujur. Itu sebabnya dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
kita kampanyekan UN Jujur dan Berprestasi. Hasilnya? Memang kita harus terus
menyempurnakan.
Kita tidak akan tahu kekurangan-kekurangan jika tidak dilakukan evaluasi
atau ujian dengan standar nasional sebagai alat untuk memetakan kondisi riil atau
sebenarnya. Dari hasil pemetaan inilah selanjutnya akan diambil dan diputuskan
jenis intervensi kebijakan didalam memperbaiki kualitas anak-anak kita, kualitas
dunia pendidikan kita.
HADIRIN YANG BERBAHAGIA,
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi
pembangunan karakter, sehingga anggota masyakat mempunyai kesadaran
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap
memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Indonesia Republik Indonesia (NKRI)
dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan,
karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas juga
mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga keberadaannya sebagai
anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun masyarakat pada
umumnya.
Saya ingin menyampaikan apa yang pernah Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sampaikan tentang pentingnya pendidikan karakter. Beliau menyatakan,
bahwa, pembangunan watak (character building) adalah amat penting. kita ingin
membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku
baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban
demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang
baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan
manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan berwatak
baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan
berperilaku baik pula.
Itulah sebabnya, kita sungguh menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan
pembangunan karakter bangsa dalam arti luas. Bangsa yang berkarakter unggul, di
samping tercermin dari moral, etika dan budi pekerti yang baik, juga ditandai
dengan semangat, tekad dan energi yang kuat, dengan pikiran yang positif dan
sikap yang optimis, serta dengan rasa persaudaraan, persatuan dan kebersamaan
yang tinggi. Inilah, kata Presiden, totalitas dari karakter bangsa yang kuat dan
unggul, yang pada kelanjutannya bisa meningkatkan kemandirian dan daya saing
bangsa, menuju Indonesia yang maju, bermartabat dan sejahtera di Abad 21 ini.
HADIRIN YANG BERBAHAGIA,
Akhirnya kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional
kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, serta penggiat
pendidikan di seluruh tanah air. Semoga apa yang kita kerjakan dan perbuat selama
ini di bidang pendidikan menjadi amal kebajikan kita di dunia.
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
MOHAMMAD NUH